BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah ekonomi merupakan
masalah kompleks dan selalu terjadi di berbagai Negara, terutama negara yang
sedang berkembang. Kemiskinan, pengangguran, merupakan masalah yang
belum dapat teratasi oleh negara-negara berkembang di kawasan asia seperti
Indonesia, india, Saudi Arabia, dll. Permintaan global yang melemah akan
membebani negara-negara berkembang di Asia pada tahun 2012, namun pertumbuhan ekonomi di sebagian
besar negara-negara tersebut akan tetap kuat dan meningkat pada 2013 didukung
oleh konsumsi rumah tangga. Ketidakpastian
yang terus berlanjut di kawasan euro dan semakin menurunnya perdagangan global
bisa menjadi ancaman bagi prospek pertumbuhan ekonomi di negara-negara
berkembang. Oleh
karena faktor-faktor di atas penulis tertarik mengambil tema tentang ”Gejolak
Ekonomi Dunia Terhadap Perkembangan Ekonomi Negara Berkembang” untuk
melengkapi tugas pengantar bisnis, berkaitan dengan penulisan artikel.
BAB
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ekonomi
Secara
umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang
pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang
perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi
dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi
Berikut ini adalah pengertian dan
definisi ekonomi menurut beberapa ahli:
# ADAM
SMITH
Ekonomi
ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan Negara
#
MILL J. S
Ekonomi
ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan
#
ABRAHAM MASLOW
Ekonomi
adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah
keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi
yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem
ekonomi yang dianggap efektif dan efisien
B.
Pengertian Fundamental
Fundamental (ekonomi) dalam pengertian ekonomi terdapat dua dasar dalil
kesejahteraan ekonomi, pertama menyatakan bahwa setiap kompetitif yang
berdasarkan keseimbangan atau keseimbangan Walrasian mengarah ke efisien Pareto dalam alokasi
sumberdaya, Kedua berkaitan dengan intervensi negara, setiap alokasi efisien
yang dapat berkelanjutan dengan keseimbangan kompetitif. walau nampak terlihat
simetri dari dua dalil sebenarnya dalil pertama jauh lebih umum dibandingkan
dengan dalil yang kedua lebih lemah dan memerlukan asumsi lebih jauh.
C. Bank Dunia mendorong negara-negara berkembang
untuk memperkuat fundamental
dalam negeri, untuk menghadapi gejolak ekonomi dunia
WASHINGTON, 12 Juni 2012 – Negara-negara berkembang harus
mempersiapkan diri dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia untuk waktu yang
panjang dengan menekankan kembali pada strategi pembangunan jangka menengah,
sementara menyiapkan diri menghadapi masa-masa yang lebih sulit, menurut
laporan Bank Dunia yang baru diluncurkan dengan judul Propspek Ekonomi Global (Global
Economic Prospects/GEP), bulan Juni 2012.
Kembalinya ketegangan di negara-negara Eropa yang
berpenghasilan tinggi telah mengikis kemajuan yang dicatatkan selama empat
bulan pertama tahun ini, yang menunjukkan peningkatan kegiatan ekonomi di
negara-negara berkembang dan maju dan penurunan penghindaran risiko di kalangan
investor. Sejak tanggal 1 Mei, ketidakpastian yang melanda pasar semakin
meluas. Pasar saham negara-negara berkembang dan maju mencatatkan kerugian
sebesar 7 persen, yang menghapus dua per tiga peningkatan yang telah terbangun
selama empat bulan sebelumnya. Sebagian besar harga komoditas industri telah
menurun, dengan harga minyak mentah dan tembaga masing-masing turun sebesar 19
persen dan 14 persen. Kurs valuta negara berkembang telah menurun terhadap
dolar AS, dengan meningkatnya pelarian modal internasional kepada aset-aset
yang aman, seperti obligasi negara Jerman dan AS.
Sejauh ini, kondisi di sebagian besar negara berkembang
tidak mencatatkan penurunan sebanyak yang terjadi pada triwulan akhir tahun
2011. Di luar Eropa dan Asia Tengah dan Timur Tengah dan Afrika Utara, tingkat credit
default swap (CDS), suatu indikator sentimen pasar utama, masih tetap
berada jauh di bawah nilai maksimumnya yang pernah tercatat pada penurunan
pasar di tahun 2011.
“Sentimen investor dan pasar modal
dunia tampaknya akan tetap bergejolak dalam jangka menengah – yang menyulitkan
penetapan kebijakan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, negara-negara
berkembang harus menekankan pada reformasi yang meningkatkan produktivitas dan
investasi infrastruktur dan bukan bereaksi terhadap perubahan harian situasi
internasional,”
kata Hans Timmer, Direktur Prospek Pembangunan di Bank Dunia.
Peningkatan ketidakpastian akan meningkatkan perlemahan yang
sudah ada dari pemangkasan anggaran, perlemahan sektor perbankan dan
terbatasnya kapasitas negara berkembang. Karenanya, Bank Dunia memproyeksikan
bahwa pertumbuhan negara berkembang akan melambat ke angka yang relatif rendah
sebesar 5,3 persen di tahun 2012, sebelum sedikit meningkat ke 5,9 persen di
tahun 2013 dan 6,0 persen di tahun 2014. Pertumbuhan di negara-negara maju juga
akan melemah, masing-masing sebesar 1,4, 1,9 dan 2,3 persen untuk tahun 2012,
2013 dan 2014 – dengan PDB di zona Euro menurun sebesar 0,3 persen di tahun
2012. Secara keseluruhan, PDB dunia diproyeksikan akan meningkat masing-masing
sebesar 2,5, 3,0 dan 3,3 persen
untuk tiga tahun tersebut.
Skenario dasar (baseline) ini tetap menjadi skenario
yang paling mungkin mendekati kenyataan. Akan tetapi, bila keadaan di Eropa
memburuk dengan tajam maka seluruh wilayah negara berkembang akan turut
terpengaruh. Negara-negara berkembang di Eropa dan Asia Tengah khususnya sangat
rentan karena hubungan finansial dan perdagangan yang erat dengan negara-negara
maju Eropa, tetapi negara-negara miskin juga akan merasakan dampak penurunan –
terutama negara-negara yang bergantung kepada pengiriman dana dari pekerja di
luar negeri (remittance), pariwisata atau komoditas ekspor, atau yang memiliki
tingkat hutang jangka pendek dalam jumlah besar.
“Bila mungkin, negara-negara
berkembang harus berupaya untuk menurunkan kerentanan dengan memperkecil tingkat
hutang jangka pendek, memotong defisit anggaran dan kembali ke posisi kebijakan
moneter yang lebih netral. Upaya tersebut akan memberikan lebih banyak ruang
untuk melonggarkan kebijakan, bila kondisi global menurun dengan tajam,” kata Andrew Burns,
Manajer Ekonomi Makro Global dan penulis utama laporan tersebut.
BAB 3
PENUTUP
1.2 Kesimpulan
1. Naik turunnya perekonomian negara
maju berdampak pada perekonomian negara berkembang
2. Masalah ekonomi yang dihadapi negara
berkembang adalah kemiskinan,pengangguran
3. Sejauh ini, kondisi di sebagian
besar negara berkembang tidak mencatatkan penurunan sebanyak yang terjadi pada
triwulan akhir tahun 2011
1.3 Saran
1.
Negara-negara
berkembang harus mempersiapkan diri dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia
untuk waktu yang panjang dengan menekankan kembali pada strategi pembangunan
jangka menengah
2.
kondisi
di sebagian besar negara berkembang tidak mencatatkan penurunan sebanyak yang
terjadi pada triwulan akhir tahun 2011.
3.
Peningkatan
ketidakpastian akan meningkatkan perlemahan yang sudah ada dari pemangkasan
anggaran, perlemahan sektor perbankan dan terbatasnya kapasitas negara
berkembang.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar